Kamis, 10 April 2014

Tentang Shalat

KAJIAN TEORI
A.           Shalat
Shalat adalah ibadah yang utama dan berpahala sangat besar. Shalat merupakan bagian dari rukun Islam yang ke-2. Banyak dalil-dalil yang berkenaan dengan shalat. Salah satunya terdapat dalam surat Al-Mu’minun ayat ke 1-3.
(3) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (2) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (1) قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya beruntung orang-orang yang beriman (1)., (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, “ (QS:Al-Mu’minun 1-3).
Dalam bahasa Arab kata shalat bermakna do’a (Munawir, 2002: 792), sedangkan menurut istilah merupakan suatu ibadah yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Jadi shalat adalah cara berdoa yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan.
Adapun rukun-rukun shalat yaitu diawali dengan niat, berdiri, takbiratul ihram, membaca al-Fatihah dan surat-surat dalam al-Qur’an, rukuk, I’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tasyahud, serta diakhiri dengan salam.
Shalat adalah ibadah yang sangat dimuliakan. Perintah shalat tidak melalui malaikat sebagaimana ibadah-ibadah yang lain, akan tetapi langsung dari Allah Swt. saat Rasulullah saw. Isra’ dan Mi’raj. Seorang ulama besar Syaikh Gharib Nawaz Ra., telah memberikan komentar tentang pentingnya shalat:
1.             Tanpa mengerjakan shalat, tidak seorang pun dapat mendekati Allah Swt., karena shalat merupakan puncak dalam proses berserah diri kepada Allah Swt..
2.             Shalat merupakan jembatan untuk dapat berdekatan dengan Allah Swt..
3.             Shalat merupakan keyakinan terhadap pengawasan Allah Swt. atas segala perbuatan manusia, suatu hubungan istimewa antara penyembah dan Yang Disembah. (Mustamir, 2007: 110-119)
          Shalat merupakan suatu praktik ibadah yang melibatkan seluruh potensi manusia baik fisik, batin, dan spiritual yang sangat tinggi nilainya. Dengan melihat begitu istimewanya shalat, sehingga para pencari Allah Swt. berpikir bahwa lebih baik mati daripada tidak mengerjakan shalat. (Moinuddin, 2000: 143-233)
Shalat dikerjakan pada interval waktu yang teratur sepanjang hari dan sama sekali tidak memberatkan. Waktu pelaksanaanya ditentukan menurut peredaran matahari dan planet-planet. Waktu-waktu shalat adalah sebagai berikut:
1.             Subuh: berawal kira-kira 45 menit sebelum matahari terbit dan berlangsung sampai terbitnya matahari.
2.             Dzuhur: berawal setelah matahari melewati titik tengah langit dan baru mulai condong ke sebelah barat.
3.             Ashar: berawal ketika matahari melintasi bagian tengah setengah lengkung yang dibuat matahari, titik tengah antara batas siang dan garis horison, atau apabila bayangan tubuh sama dengan panjang tubuh.
4.             Maghrib: berawal setelah matahari baru saja terbenam di bawah garis horison sampai tak ada lagi cahaya yang terpantul pada awan (apabila tak ada lagi warna kemerahan di langit).
5.             Isyak: berawal ketika malam telah tiba, kira-kira 1 jam 20 menit setelah waktu maghrib. (Mustamir, 2007: 110-119)
Dengan mengikuti waktu-waktu shalat ini, orang secara sempurna akan menyelaraskan diri dengan gerakan-gerakan planet, perubahan-perubahan musim, dan beberapa variasi geografis. Dengan demikian orang akan menjadi harmonis dengan seluruh siklus alam semesta. (Moinuddin, 2000: 143-233)
Shalat yang sempurna adalah shalat yang melibatkan hati. Jika hati seseorang lalai maka shalat fisiknya dalam keadaan kacau. Jika hal ini terjadi, kedamaian diri secara fisik yang diharapkan tak akan terwujud.
Shalat adalah permohonan dari makhluk kepada Sang Pencipta. Inilah pertemuan antara hamba dengan Tuhannya. Tempat pertemuan ini adalah hati. Jika hati tertutup, tidak mengindahkan, dan mati, maka mati pula makna ibadahnya.
Shalat adalah do'a bahkan dia adalah sentral dalam amalan keagamaan, sehingga Rasulullah saw. menyebut do'a sebagai substansi ibadah (ad-du'a mukhkh al-ibadah). Karena pentingnya suatu do'a ini, maka Carrel Alexis menyatakan:
“Pengabaian do'a dan tata caranya adalah pertanda kehancuran suatu bangsa. Masyarakat yang mengabaikan do’a kepada Tuhan adalah masyarakat yang berada diambang kehancuran vital."

 


Shalat merupakan langkah pertama dan terakhir bagi orang yang beriman. Inilah maksud sebenarnya dari "penyatuan" seseorang dengan seluruh kemanusiaannya dengan Allah Sang Maha Penyembuh. (Mustamir, 2007: 110-119)
Shalat ini tidak pernah mengalami perubahan dalam pelaksanaannya sehingga menjadi pondasi terbentuknya praktik-praktik spiritual sepanjang zaman. Bagi setiap orang yang ingin menikmati kesehatan yang paling baik, yang dapat menyelaraskan kehidupan fisik, mental, dan spiritual, maka tak ada lagi obat yang paling baik selain shalat.

B.            Kesehatan
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan Islam yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat.
Untuk membuktikan bahwa Islam sangat memuliakan kesehatan maka bukalah al-Qur’an.
Di dalam al-Qur’an kata penyembuhan (syafaa dan segala turunannya) berulang sebanyak 8 kali. Beberapa di antaranya yaitu:
Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan. (Q.S. asy-Syu’ara [26]: 80).
Di dalam ayat ini al-Qur’an menyebutkan Tuhan sebagai Penyembuh. Dia-lah yang memegang semua rahasia penyakit dan penyembuhan. Hal ini diyakini oleh semua orang Islam.

 


Dan kami turunkan dari al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang dzalim (al-Qur’an itu)hanya akan menambah kerugian. (Q.S. al-Isra [17]: 82).
Kalau di dalam ayat di atas menyebutkan Allah sebagai penyembuh maka dalam ayat ini menyebutkan al-Qur’an sebagai sarana penyembuhan.
Dua ayat di atas cukup meyakinkan kita bahwa Islam memandang kesehatan (sebagai hasil proses penyembuhan) sebagai sesuatu yang dimuliakan. Konsekuensinya semua usaha-usaha untuk mencapai kesehatan itu juga ikut dimuliakan.
Rasulullah Muhammad saw. juga sangat memperhatikan kesehatan. Berpuluh-puluh hadits Nabi berkaitan dengan kesehatan dan pengobatan. Fazlur Rahman (1999: 57), mengelompokkan hadits-hadits Nabi pengobatan menjadi tiga kategori:
1.             Hadits yang mendorong praktik penyembuhan penyakit dan prinsip kesehatan secara luas.
2.             Hadits yang berisi praduga Rasulullah mengenai masalah kesehatan dan penyakit serta tindakan untuk menyembuhkan.
3.             Hadits yang berkaitan dengan ilmu pengobatan Nabi saw.
Salah satu contoh hadits tentang kesehatan adalah:
“Allah selalu menyediakan penyembuhan bagi semua penyakit. Jika obat yang diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita, maka akan diperoleh kesembuhan dengan izin Allah.” (H.R. Ahmad)
Hadits ini penting karena mendorong kita untuk mencari kesembuhan. Rasulullah saw. tidak menginginkan kita berputus asa dalam mengusahakan kesehatan, karena putus asa sangat dilarang oleh Allah Swt. sebab hal itu menandakan lemahnya iman.
 Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. “Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia” demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
”Hai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S.Yunus [10]: 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
Peradaban iman sangat kental dengan seni penyembuhan. Berpuluh-puluh tokoh muslim mnjadi pioner di bidang ini. Rupanya mereka yakin bahwa seni pengobatan adalah sesuatu yang sangat dimuliakan oleh Allah Swt. bahkan Imam al-Ghazali menempatkan ilmu pengobatan sebagai ilmu yang paling dimuliakan setelah ilmu agama. Beliau bahkan hanya membagi jenis ilmu menjadi dua yaitu ilmu agama dan ilmu penyembuhan. Ini tidak berarti beliau menafikan ilmu-ilmu yang lain. Ini adalah bentuk penghormatan beliau kepada ilmu penyembuhan. Jadi sangat jelas bahwa kesehatan adalah bagian dari Islam.








 


BAB III
PEMBAHASAN
A.           Manfaat Shalat Bagi Kesehatan
Makna shalat yang dalam hanya bisa dirasakan manfaatnya bila dilakukan sesuai syariatnya, artinya dengan segenap tubuh dan jiwanya.
Shalat tanpa pemaknaan adalah seperti wadah tanpa isi, dan mengandalkan makna tanpa shalat fisik adalah seperti isi tanpa wadah. Mungkinkah ada sesuatu tanpa wadah? Dan apa perlunya wadah tanpa isi? Oleh karena itu mengerjakan shalat harus khusyuk, artinya sepenuh jiwa dan sepenuh raga. Itulah sebenar-benarnya shalat orang-orang yang beriman.
Peliharalah semua shalat dan  shalat wustha. Dan laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan khusyuk. (Q.S.al-Baqarah [2]:238).
Shalat terdiri dari niat, berdiri, takbiratul ihram, membaca surat-surat al-Qur’an, rukuk, bersujud, duduk diantara dua sujud, tahiyatul dan salam. Gerakan dan tindakan-tindakan tersebut yang melibatkan anggota tubuh, pembacaan kata demi kata, dan mendengar yang melibatkan indera itu adalah ibadah secara fisik. Tindakan-tindakan secara fisik ini terdiri dari banyak bagian dan diulang-ulang beberapa kali dalam tiap-tiap shalat lima kali selama 24 jam. Jagalah rukun-rukun shalat yang berdimensi fisik, itulah makna "peliharalah shalat-shalatmu".
Bagian kedua perintah Allah Swt., shalat wustha (pertengahan) merujuk kepada shalat hati, karena hati berada di tengah-tengah antara kanan dan kiri, antara depan dan belakang, antara atas dan bawah dan antara kebenaran dan pendurhakaan. Hati merupakan pusat, titik keseimbangan.

1.             Manfaat Shalat Khusyuk
Waktu ibadah secara fisik dilakukan pada waktu-waktu tertentu karena keterbatasan kemampuan fisik manusia, akan tetapi waktu ibadah secara batiniah adalah setiap saat tanpa batas waktu dan akhir. Masjid untuk shalat ini adalah hati. Hati yang sejati adalah hati yang dapat melakukan ibadah secara batiniah. Hati yang seperti itu tidak pernah tidur dan tidak pula mati. Hati dan jiwa seperti itu berada dalam keadaan beribadah yang terus-menerus. Hati seperti itu menerima berkah yang besar dari Illahi.
Ketika ibadah ritual dari wujud fisik dan ibadah batiniah dari hati menjadi satu, maka shalat menjadi sempurna. Inilah ibadah yang sempurna dan pahalanya sangat besar. Inilah yang membawa seseorang secara spiritual ke arah yang sangat dekat dengan Allah dan secara fisik menuju ke tingkat tertinggi (kesehatan paripurna). Sebaliknya jika ibadah ritual tidak menyatu dengan ibadah batin dan hati, maka itulah kerugian karena shalatnya tidak akan mendekatkannya dengan Allah Swt..
Bersatunya fisik dan hati di saat shalat itulah makna shalat yang khusyuk. Untuk mencapainya, kalangan alim ulama memberikan sejumlah rekomendasi agar dapat khusyuk di dalam shalatnya. Rekomendasi itu adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.             Ketika shalat, hendaklah merenungkan bahwa dia sedang berdiri di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam pikiran dan hati.
b.             Menghayati makna apa yang sedang dibaca.
c.             Tidak tergesa-gesa dalam ucapan dan amalan shalat.
d.            Menundukkan muka ke tempat sujud.
e.             Menjauhkan diri dari segala hal yang dapat mengusik ketenangan hati. (Moh. Sholeh, 2006: 97)
Thalib (1998: 28) secara teknis dan detail, merangkum berbagai Hadits yang mengajarkan bagaimana melakukan shalat dengan khusyuk. Menurutnya agar seseoang mampu khusyuk dalam shalat, sebaiknya ia melakukan 20 langkah sebagai berikut:
a.             Bila lapar, makan lebih dahulu.
b.             Tidak menahan kencing, kentut, dan buang air besar atau kecil.
c.             Tidak mengantuk.
d.            Berpakaian yang baik dan bersih.
e.             Hawa tidak terlalu panas.
f.              Melakukan shalat di awal waktu.
g.             Jika shalat di masjid, pergilah dengan tenang dan didahului dengan do’a.
h.             Tempat shalat harus bersih dari kotoran.
i.               Tempat shalat bersih dari gambar.
j.               Tempat shalat tidak bising.
k.             Ketika shalat pikiran tidak disibukkan oleh urusan duniawi.
l.               Tidak tergesa-gesa melakukan bacaan dan gerakan shalat.
m.           Menyadari bacaan yang diucapkan.
n.             Rukuk dan sujud dengan tenang.
o.             Tidak menoleh ke kanan dan ke kiri.
p.             Melihat ke tempat sujud.
q.             Tidak mengusap pasir di tempat sujud.
r.               Tidak menguap.
s.              Tidak meludah kecuali terpaksa.
t.              Meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat berjamaah.
Dan jika kita membandingkan ritme kehidupan harian dengan waktu sholat, maka manfaat menyegarkan akan makin terasa. Kekakuan otot setelah diam dalam keadaan tidur dihilangkan dengan sholat subuh. Kelelahan setelah aktifitas menjelang siang akan berubah menjadi lebih segar setelah sholat dhuhur. Kemampuan tubuh yang semakin menurun setelah tengah hari disegarkan dengan dua sholat fardu, sholat ashar dan maghrib. Tubuh yang telah segar dan relaks setelah sholat isya akan lebih mudah tertidur.

2.             Manfaat Berwudhu (bersuci)
     Manfaat Wudlu Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang fungsi utamanya membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi juga mengatur suhu tubuh, fungsi ekskresi ( tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori-pori ) dan media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan secara tekanan.
     Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan kelembaban. Bersuci merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit. Kalu kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit terutama mudah terinfeksi kuman.
     Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga). Seperti kita ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banyak kuman. Seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap kali melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini baru dikenal abad ke-20, padahal umat Islam sudah membudayakan sejak abad ke-14 yang lalu. Luar Biasa!!
Keutamaan Berkumur. Berkumur-kumur dalam bersuci berarti membersihkan rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidak dibersihkan (dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akan menjadi mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat mencegah dari infeksi gigi dan mulut. Istinsya’ berarti menghirup air dengan lubang hidung, melalui rongga hidung sampai ke tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk menyucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman. Selama ini kita ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama pernapasan. Dengan istinsya’, mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat dicegah. Begitu pula dengan pembersihan telinga sampai dengan penyucian kaki beserta telapak kaki yang tak kalah pentingnya untuk mencegah berbagai infeksi cacing yang masih menjadi masalah terbesar di negara kita.

3.             Manfaat Gerakan Shalat
     Shalat disamping mengandung hikmah secara moral seperti diuraikan diatas, juga mengandung hikmah secara fisik terutama yang menyangkut masalah kesehatan.
     Hikmah shalat menurut tinjauan kesehatan ini dijelaskan oleh Dr. A. Saboe yang mengemukakan pendapat ahli-ahli (sarjana) kedokteran yang termasyhur terutama di barat. Mereka berpendapat sebagai berikut :
a.             Takbiratul Ihram. Posisi: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
b.             Bersedekap. Posisi: meletakkan telapak tangan kanan diatas pergelangan tangan kiri merupakan istirahat yang paling sempurna bagi kedua tangan sebab sendi-sendi, otot-otot kedua tangan berada dalam posisi istirahat penuh. Manfaat: Sikap seperti ini akan memudahkan aliran darah mengalir kembali ke jantung, serta memproduksi getah bening dan air jaringan dari kedua persendian tangan akan menjadi lebih baik sehingga gerakan di dalam persendian akan menjadi lebih lancar. Hal ini akan menghindari timbulnya bermacam-macam penyakit persendian seperti rheumatik. Sebagai contoh, orang yang mengalami patah tangan, terkilir maka tangan/lengan penderita tersebut oleh dokter akan dilipatkan diatas dada ataupun perut dengan mempergunakan mitella yang disangkutkan di leher.
c.             Ruku’, yaitu membungkukkan badan dan meletakkan telapak tangan diatas lutut sehingga punggung sejajar merupakan suatu garis lurus. Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat sy saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat. Sikap rukuk yang demikian ini akan mencegah timbulnya penyakit yang berhubungan dengan ruas tulang belakang, ruas tulang pungung, ruas tulang leher, ruas tulang pinggang, dsb.
d.            Sujud. Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan. Sikap ini menyebabkan semua otot-otot bagian atas akan bergerak. Hal ini bukan saja menyebabkan otot-otot menjadi besar dan kuat, tetapi peredaran urat-urat darah sebagai pembuluh nadi dan pembuluh darah serta limpa akan menjadi lancar di tubuh kita. Dengan sikap sujud ini maka dinding dari urat-urat nadi yang berada di otak dapat dilatih dengan membiasakan untuk menerima aliran darah yang lebih banyak dari biasanya, karena otak (kepala) kita pada waktu itu terletak di bawah. Latihan semacam ini akan dapat menghindarkan kita mati mendadak dengan sebab tekanan darah yang menyebabkan pecahnya urat nadi bagian otak dikarenakan amarah, emosi yang berlebihan, terkejut dan sebagainya yang sekonyong-konyong lebih banyak darah yang di pompakan ke urat-urat nadi otak yang dapat menyebabkan pecahnya urat-urat nadi otak, terutama bila dinding urat-urat nadi tersebut telah menjadi sempit, keras, dan rapuh karena dimakan usia.
 


e.             Duduk Iftrasy (duduk antara dua sujud & tahiyat awal). Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita. Posisi duduk seperti ini menyebabkan tumit menekan otot-otot pangkal paha, hal ini mengakibatkan pangkal paha terpijit. Pijitan tersebut dapat menghindarkan atau menyembuhkan penyakit saraf pangkal paha (neuralgia) yang menyebabkan tidak dapat berjalan. Disamping itu urat nadi dan pembuluh darah balik di sekitar pangkal paha dapat terurut dan terpijit sehingga aliran darah terutama yang mengalir kembali ke jantung dapat mengalir dengan lancar. Hal ini dapat menghindarkan dari pengakit bawasir.
f.              Salam, diakhiri dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal ini sangat berguna untuk memperkuat otot-otot leher dan kuduk, selain itu dapat pula untuk menghindarkan penyakit kepala dan kuduk kaku. Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

 


Dari penjelasan diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa sholat disamping merupakan ibadah yang wajib dan istimewa ternyata juga mengandung manfaat yang sangat besar bagi kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat manusia.

4.             Manfaat Shalat Malam
Diriwayatkan dari Abu Umamahal Bahili r.a. bahwa Rasulullah Saw. brsabda,
“Tetaplah kalian mendirikan shalat malam. Sebab shalat malam merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dosa, menghapus kejahatan, mengusir penyakit dari badan.” (HR. At Tirmidzi, Al Hakim da Al Baihaqi)
Di samping qiyamullail dapat menyembuhkan penyakit hati dan menghapus dosa-dosa, juga bisa menjadi obat penyakit badan. Qiyamullail dapat mengusir penyakit badan sekaligus mencegahnya atas izin Allah Swt..
Bahkan telah dilakukan penelitian mendalam secara medis bahwa bangun malam dapat menyembuhkan banyak penyakit, hal itu karena hati kita mengandung suatu zat yang disebut dengan androfin yang berfungsi membunuh penyakit. Hasil dari kajian medis para dokter yang terus menerus menunjukkan bahwa kandungannya lebih besar ketika dalam keadaan bangun daripada dalam keadaan tidur. Jika pengaruh bangun malam biasa saja dapat meyembuhkan penyakit, lalu bagaimana halnya pengruh bangun malam untuk ketaatan kepada Allah dalam menghilangkan penyakit hati dan jasad. (Ash Shai’ari, 2010: 339-340)
Malam hari biasanya dingin dan lembab. Kalau ditanya, paling enak tidur di waktu tersebut. Banyak lemak jenuh yang melapisi saraf kita hingga menjadi beku. Kalau tidak segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi kaku, bahkan kolesterol dan asam urat merubah menjadi pengapuran. Tidur di kasur yang empuk akan menyebabkan urat syaraf yang mengatur tekanan ke bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi saraf mata kita.
Jadi sholat malam itu lebih baik daripada tidur. Kebanyakan tidur malah menjadi penyakit. Bukan lamanya masa tidur yang diperlukan oleh tubuh kita melainkan kualitas tidur. Dengan sholat malam, kita akan mengendalikan urat tidur kita.
Shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) dan limfositnya yang berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.
Menurut Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai perasaan ihklas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon imun yang baik serta besar kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian menyebabkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.

5.              Manfaat Shalat Subuh  
Shalat subuh merupakan ibadah yang bagi sebagian orang terasa berat untuk dilakukan di awal waktu. Mereka terbuai oleh nikmatnya tidur. Sadar atau tidak sadar rutinitas kehidupan manusia menjadi siklus kantuk, tidur, bangun, dan beraktivitas.  Sebuah sunnatullah yang telah dilekatkan pada penciptaan manusia.
وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتاً
''Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat. ''
(QS An-Naba' [78]: 9).  
Adzan untuk panggilan shalat Subuh agak berbeda. Ada tambahan ucapan ash-sholatu khoirumminan naum sebanyak dua kali yang artinya shalat lebih baik daripada tidur. Ini menandakan betapa istimewanya shalat pada waktu ini. Seorang Muslim bila dibiarkan begitu saja (tertidur), akan memilih untuk merehatkan dirinya sampai terjaga hingga terbit matahari dan meninggalkan solat Subuh, atau mengerjakan shalat Subuh tidak pada waktunya yang benar.  Salah satu keutamaan shubuh adalah Rasulullah SAW mendoakan umatnya yang bergegas dalam melaksanakan solat Subuh, sebagaimana sebutkan dalam hadist :
"Ya Allah, berkatilah umatku selama mereka suka bangun subuh (yaitu mengerjakannya)." (Hadis riwayat Tarmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Bahkan, Allah Azza WaJalla berfirman :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً
 "Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melampaui batas." (Q.S. al-Kahfi, ayat 28) 
Keutamaan shalat Shubuh diberikan ganjaran pahala melebihi keindahan dunia dan seisinya, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam at-Tarmidzi:
"Dari Aisyah telah bersabda Rasulullah SAW, dua rakaat shalat Fajar pahalanya lebih indah daripada dunia dan seisinya."  
Keilmuan modern telah mengukuhkan tentang keberadaan gas O3 (ozon), yang mengandung prosentase oksigen yang tinggi dan dapat mencapai puncak reaksinya pada waktu shalat Subuh, lalu berkurang secara bertahap hingga terbit matahari. Sebenarnya, fakta ini tidak membutuhkan suatu penemuan ataupun pengokohan, karena Anda sendiri bisa mudah mengamati kebersihan dan kesegaran udara pada waktu shalat Subuh dibaarndingkan dengan waktu siang hari.  Udara pada waktu Subuh masih bersih dan belum tercemari kebersihan dan kesegarannya dengan apapun. Udara ini dapat menyegarkan hati, menguatkan paru-paru, memperbarui sel-sel yang mati, menyuplai tubuh dengan oksigen, mengeluarkan karbon dioksida, membersihkan darah dari kotoran-kotoran, memperbaiki kinerja organ-organ tubuh, merenggangkan urat-urat syaraf, menyembuhkan berbagai penyakit syaraf, rheumatik, dan asma.  

B.            Pelaksanaan Shalat yang Baik Sesuai dengan Syariat Islam
Shalat yang baik dilakukan dengan benar, tuma’ninah (perlahan dan tidak terburu-buru), dan istiqomah (konsisten/terus-menerus).
Para ahli sufi mengatakan ada dua belas ribu fadhilah yang dapat dicapai dalam shalat melalui dua belas hal. Sehingga kesempurnaan dan manfaat shalat akan tercapai apabila seseorang menjaga kedua belas hal tersebut. Kedua belas hal tersebut adalah sebagai berikut:
1.             Ilmu. Suatu ibadah yang diamalkan tanpa ilmu amat rendah mutunya daripada ibadah yang diamalkan dengan ilmu yang cukup. Oleh karena itu kita harus mengetahui:
a.             Mana amalan yang fardhu dan mana yang sunat.
b.             Manakah yang fardhu atau sunat dalam wudhu dan shalat.
c.             Bagaimana syetan menghalangi kita untuk mengerjakan shalat.
2.             Wudhu. Kita seharusnya berusaha:
a.             Membersihkan hati kita dari iri dan dengki, seperti kita membersihkan anggota badan kita.
b.             Menjaga diri kita agar bersih dari dosa.
c.             Supaya jangan menggunakan air secara berlebihan.
3.             Pakaian. Pakaian kita seharusnya:
a.             Diperoleh dari hasil yang halal.
b.             Suci
c.             Sesuai dengan sunah, yaitu tidak menutupi mata kaki.
d.            Tidak menunjukkan sifat takabbur.
4.             Waktu. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.             Memberitahu waktu yang tepat kepada setiap orang.
b.             Mengetahui kapan adzan tiba.
c.             Lebih memerhatikan waktu shalat dan merasa takut kalau terlambat.
5.             Kiblat. Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika menghadap kiblat:
a.             Badan kita harus menghadap kiblat.
b.             Hati kita harus selalu mengingat Allah karena kiblat hati adalah Allah.
c.             Kita harus taat kepada Allah Swt..
6.             Niat. Yang perlu diperhatikan dalam niat:
a.             Harus yakin terhadap shalat yang akan kita kerjakan.
b.             Harus disadari bahwa kita sedang menghadap Allah Swt. yang mana Dia pun melihat kita.
c.             Harus yakin bahwa Allah mengetahui segala apa yang ada di dalam hati kita.
7.             Takbiratul Ihram. Keperluan yang harus dipenuhi dalam takbiratul ihram adalah:
a.             Lafazh-lafazhnya diucapkan dengan benar.
b.             Kedua belah tangan hendaknya diangkat sampai telinga, artinya kita sudah melupakan segala hal kecuali Allah Swt..
c.             Kebesaran Allah Swt. dapat dirasakan dalam hati pada saat kita mengucapkan Allahu Akbar.
8.             Qiyam (berdiri). Pada waktu qiyam kita seharusnya:
a.             Memandang ke tempat sujud.
b.             Merasakan dalam hati bahwa kita sedang berdiri di hadapan Allah Swt..
c.             Melupakan segala sesuatu selain Allah Swt..
9.             Qira’at (Bacaan Alquran). Keperluan-keperluan qira’at adalah:
a.             Membaca Alquran dengan tajwid.
b.             Menghayati ayat-ayat yang dibaca.
c.             Mencoba mematuhi apa yang dibaca.
10.         Ruku. Yang harus diperhatikan dalam ruku adalah:
a.             Seluruh badan dari pinggang sampai kaki harus lurus seperti satu garis.
b.             Lutut dipegang kuat-kuat dan jari tangan direnggangkan.
c.             Mengucapkan tasbih dengan penuh tawadhu dan khusyu.
11.         Sujud. Yang harus diperhatikan ketika sujud adalah:
a.             Tangan diletakkan dekat telinga.
b.             Siku tangan tiddak menempel pada tanah.
c.             Mengucapkan tasbih dengan khusyu.
12.         Qa’adah. Yang harus diperhatikan dalam qa’adah:
a.             Duduk di atas kaki kiri sedangkan kaki kanan ditegakkan.
b.             Mengucapkan tasyahud dengan khusyu serta mengingat maknanya karena mengandung shalawat Rasulullah saw. dan berdoa bagi saudara-saudara kita orang Islam. (Al Kandhalawi, 2000: 93-95)
c.             Salam, sebagai salah satu ucapan salam kepada malaikat-malaikat serta orang-orang di sebelah kanan kita.
Kemudian untuk mencapai ikhlas, ada tiga bagian yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.             Mengerjakan shalat semata-mata untuk mencapai keridhaan Allah Swt..
2.             Pahamilah bahwa hanya karena rahmat dan taufik-Nya kita dapat mengerjakan shalat.
3.             Semata-mata mengharapkan pahala yang telah dijanjikan oleh Allah Swt..
Pelaksanaan shalat yang baik sesuai dengan syariat Islam, yaitu:
1.             Berwudhu terlebih dahulu
2.             Berniat dalam hati dan tidak dilafazhkan
3.             Menghadap kiblat, yaitu Ka’bah
4.             Lakukan shalat dengan berdiri

5.             Bertakbiratul ihram, dengan mengucapkan “Allaahu Akbar” sambil  mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga, serta melihat ke tempat sujud, tidak menoleh ke kiri atau ke kanan.
6.             Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri, atau di pergelangan tangan, atau di lengan bawah tangan kiri, atau tangan kanan menggenggam tangan kiri, dan posisi kedua tangan di dada.
7.             Membaca ta’awudz.
8.             Membaca surat alfatihah, namun bacaan “Bismillahirrahmaanirrahim” dipelankan (tidak dikeraskan).
9.             Membaca “Aamiin” setelah selesai membaca “Waladhaalliin”.
10.         Setelah membaca al-Faatihah, membaca salah satu surat atau ayat-ayat Al-Quran yang dihafal. Bacaan surat atau ayat-ayat ini dibaca pada raka’at pertama dan kedua saja.
11.         Setelah selesai membaca surat, maka berdiam sejenak (Thuma’niinah)
12.         Melakukan ruku’ sambil bertakbir (mengucapkan: “Allaahu Akbar”) dan mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundak atau telinga.
13.         Bangkit dari ruku’ (I’tidal), dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau kedua telinga.
14.         Melakukan sujud sambil bertakbir, kemudian meletakkan kedua lutut terlebih dahulu dari kedua tangan (atau boleh pula sebaliknya)
15.         Bangkit dari sujud sambil bertakbir lalu duduk iftirasy (untuk duduk di antara dua sujud), yaitu duduk dengan bertumpu pada telapak tangan kaki kiri dan telapak kaki kanan ditegakkan.
16.         Posisi tangan ketika duduk iftirasy : Telapak tangan kanan diletakkan di atas paha kanan, demikian pula dengan tangan kiri.
17.         Lalu sujud kembali, kemudian bangkit dari sujud bertakbir, dan duduk sejenak sebagai duduk istirahat. Kemudian bangkit dengan mengepalkan tangan atau dengan membukanya, dan melakukan kembali untuk rakaat kedua.

18.         Setelah selesai, maka lakukan Tasyahud Awal dengan posisi duduk yaitu Iftirasy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar