KAJIAN TEORI
A.
Shalat
Shalat
adalah ibadah yang utama dan berpahala sangat besar. Shalat merupakan bagian
dari rukun Islam yang ke-2. Banyak dalil-dalil yang berkenaan dengan shalat.
Salah satunya terdapat dalam surat Al-Mu’minun ayat ke 1-3.
(3) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (2) الَّذِينَ هُمْ
فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (1) قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya
beruntung orang-orang yang beriman (1)., (yaitu) orang yang khusyuk dalam
shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna, “ (QS:Al-Mu’minun 1-3).
Dalam
bahasa Arab kata shalat bermakna do’a (Munawir, 2002: 792), sedangkan menurut
istilah merupakan
suatu ibadah yang diawali dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam. Jadi shalat adalah cara berdoa yang
diawali dengan takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan.
Adapun
rukun-rukun shalat yaitu diawali dengan niat, berdiri, takbiratul ihram,
membaca al-Fatihah dan surat-surat dalam al-Qur’an, rukuk, I’tidal, sujud,
duduk diantara dua sujud, tasyahud, serta diakhiri dengan salam.
Shalat adalah
ibadah yang sangat dimuliakan. Perintah shalat tidak melalui malaikat
sebagaimana ibadah-ibadah yang lain, akan tetapi langsung dari Allah Swt. saat Rasulullah saw. Isra’ dan Mi’raj. Seorang ulama
besar Syaikh Gharib Nawaz Ra., telah memberikan komentar tentang pentingnya
shalat:
1.
Tanpa mengerjakan shalat, tidak
seorang pun dapat mendekati Allah Swt.,
karena shalat merupakan puncak dalam proses berserah diri kepada Allah Swt..
2.
Shalat merupakan jembatan untuk
dapat berdekatan dengan Allah Swt..
3.
Shalat merupakan keyakinan
terhadap pengawasan
Allah Swt. atas segala perbuatan
manusia, suatu hubungan istimewa antara penyembah dan Yang Disembah. (Mustamir,
2007: 110-119)
Shalat merupakan suatu praktik ibadah
yang melibatkan seluruh potensi manusia baik fisik, batin,
dan spiritual yang sangat tinggi nilainya. Dengan melihat begitu istimewanya
shalat, sehingga para pencari Allah Swt.
berpikir bahwa lebih baik mati daripada tidak mengerjakan shalat. (Moinuddin,
2000: 143-233)
Shalat
dikerjakan pada interval waktu yang teratur sepanjang hari dan sama sekali
tidak memberatkan. Waktu pelaksanaanya ditentukan menurut peredaran matahari
dan planet-planet. Waktu-waktu shalat adalah sebagai berikut:
1.
Subuh: berawal
kira-kira 45 menit sebelum matahari terbit dan berlangsung sampai terbitnya
matahari.
2.
Dzuhur: berawal setelah
matahari melewati titik tengah langit dan baru mulai condong ke sebelah barat.
3.
Ashar: berawal ketika
matahari melintasi bagian tengah setengah lengkung yang dibuat matahari, titik
tengah antara batas siang dan garis horison, atau apabila bayangan tubuh sama
dengan panjang tubuh.
4.
Maghrib: berawal setelah
matahari baru saja terbenam di bawah garis horison sampai tak ada lagi cahaya
yang terpantul pada awan (apabila tak ada lagi warna kemerahan di langit).
5.
Isyak: berawal ketika
malam telah tiba, kira-kira 1 jam 20 menit setelah waktu maghrib. (Mustamir,
2007: 110-119)
Dengan mengikuti
waktu-waktu shalat ini, orang secara sempurna akan menyelaraskan diri dengan
gerakan-gerakan planet, perubahan-perubahan musim, dan beberapa variasi
geografis. Dengan demikian orang akan menjadi harmonis dengan seluruh siklus
alam semesta. (Moinuddin, 2000: 143-233)
Shalat
yang sempurna adalah shalat yang melibatkan hati. Jika hati seseorang lalai
maka shalat fisiknya dalam keadaan kacau. Jika hal ini terjadi, kedamaian diri
secara fisik yang diharapkan tak akan terwujud.
Shalat
adalah permohonan dari makhluk kepada Sang Pencipta. Inilah pertemuan antara
hamba dengan Tuhannya. Tempat pertemuan ini adalah hati. Jika hati tertutup,
tidak mengindahkan, dan mati, maka mati pula makna ibadahnya.
Shalat
adalah do'a bahkan dia adalah sentral dalam amalan keagamaan, sehingga Rasulullah
saw. menyebut
do'a sebagai substansi ibadah (ad-du'a
mukhkh al-ibadah). Karena pentingnya suatu do'a ini, maka Carrel Alexis
menyatakan:
“Pengabaian do'a dan
tata caranya adalah pertanda kehancuran suatu bangsa. Masyarakat yang
mengabaikan do’a kepada Tuhan adalah masyarakat yang berada diambang kehancuran
vital."
Shalat
merupakan langkah pertama dan terakhir bagi orang yang beriman. Inilah maksud
sebenarnya dari "penyatuan" seseorang dengan seluruh kemanusiaannya
dengan Allah Sang Maha Penyembuh. (Mustamir, 2007: 110-119)
Shalat
ini tidak pernah mengalami perubahan dalam pelaksanaannya sehingga menjadi
pondasi terbentuknya praktik-praktik spiritual sepanjang zaman. Bagi setiap
orang yang ingin menikmati kesehatan yang paling baik, yang dapat menyelaraskan
kehidupan fisik, mental, dan spiritual, maka tak ada lagi obat yang paling baik
selain shalat.
B.
Kesehatan
Islam memiliki perbedaan yang nyata
dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna
tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga,
namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif, harmonis,
jelas dan logis. Salah satu kelebihan Islam yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu
maupun masyarakat.
Untuk
membuktikan bahwa Islam sangat memuliakan kesehatan maka bukalah al-Qur’an.
Di
dalam al-Qur’an kata penyembuhan (syafaa dan
segala turunannya) berulang sebanyak 8 kali. Beberapa di antaranya yaitu:
Dan apabila aku sakit,
Dia-lah yang menyembuhkan. (Q.S. asy-Syu’ara [26]: 80).
Di
dalam ayat ini al-Qur’an menyebutkan Tuhan sebagai Penyembuh. Dia-lah yang
memegang semua rahasia penyakit dan penyembuhan. Hal ini diyakini oleh semua
orang Islam.
Dan kami turunkan dari
al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman, sedangkan bagi orang yang dzalim (al-Qur’an itu)hanya akan menambah
kerugian. (Q.S. al-Isra [17]: 82).
Kalau
di dalam ayat di atas menyebutkan Allah sebagai penyembuh maka dalam ayat ini
menyebutkan al-Qur’an sebagai sarana penyembuhan.
Dua
ayat di atas cukup meyakinkan kita bahwa Islam memandang kesehatan (sebagai
hasil proses penyembuhan) sebagai sesuatu yang dimuliakan. Konsekuensinya semua
usaha-usaha untuk mencapai kesehatan itu juga ikut dimuliakan.
Rasulullah
Muhammad saw. juga sangat
memperhatikan kesehatan. Berpuluh-puluh hadits Nabi berkaitan dengan kesehatan
dan pengobatan. Fazlur Rahman (1999: 57), mengelompokkan hadits-hadits Nabi
pengobatan menjadi tiga kategori:
1.
Hadits yang mendorong praktik
penyembuhan penyakit dan prinsip kesehatan secara luas.
2.
Hadits yang berisi praduga
Rasulullah mengenai masalah kesehatan dan penyakit serta tindakan untuk
menyembuhkan.
3.
Hadits yang
berkaitan dengan ilmu pengobatan Nabi saw.
Salah
satu contoh hadits tentang kesehatan adalah:
“Allah selalu
menyediakan penyembuhan bagi semua penyakit. Jika obat yang diberikan sesuai
dengan penyakit yang diderita, maka akan diperoleh kesembuhan dengan izin
Allah.” (H.R. Ahmad)
Hadits
ini penting karena mendorong kita untuk mencari kesembuhan. Rasulullah saw. tidak menginginkan kita berputus
asa dalam mengusahakan kesehatan, karena putus asa sangat dilarang oleh Allah Swt. sebab hal itu menandakan lemahnya
iman.
Di
dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. “Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia”
demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia,
sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya
istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan
dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah
berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء
لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
”Hai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an)
dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(Q.S.Yunus [10]: 57).
Sehat menurut batasan World
Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan
individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sehingga umat
manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
Peradaban
iman sangat kental dengan seni penyembuhan. Berpuluh-puluh tokoh muslim mnjadi
pioner di bidang ini. Rupanya mereka yakin bahwa seni pengobatan adalah sesuatu
yang sangat dimuliakan oleh Allah Swt.
bahkan Imam al-Ghazali menempatkan ilmu pengobatan sebagai ilmu yang paling
dimuliakan setelah ilmu agama. Beliau bahkan hanya membagi jenis ilmu menjadi
dua yaitu ilmu agama dan ilmu penyembuhan. Ini tidak berarti beliau menafikan
ilmu-ilmu yang lain. Ini adalah bentuk penghormatan beliau kepada ilmu
penyembuhan. Jadi sangat jelas bahwa kesehatan adalah bagian dari Islam.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Manfaat Shalat Bagi Kesehatan
Makna
shalat yang dalam hanya
bisa dirasakan manfaatnya bila dilakukan sesuai syariatnya, artinya dengan
segenap tubuh dan jiwanya.
Shalat
tanpa pemaknaan adalah seperti wadah tanpa isi, dan mengandalkan makna tanpa
shalat fisik adalah seperti isi tanpa wadah. Mungkinkah ada sesuatu tanpa
wadah? Dan apa perlunya wadah tanpa isi? Oleh karena itu mengerjakan shalat
harus khusyuk, artinya sepenuh jiwa dan sepenuh raga. Itulah sebenar-benarnya
shalat orang-orang yang beriman.
Peliharalah semua shalat
dan shalat wustha. Dan laksanakanlah
(shalat) karena Allah dengan khusyuk. (Q.S.al-Baqarah [2]:238).
Shalat
terdiri dari niat, berdiri, takbiratul ihram, membaca surat-surat al-Qur’an,
rukuk, bersujud, duduk diantara dua sujud, tahiyatul dan salam. Gerakan dan
tindakan-tindakan tersebut yang melibatkan anggota tubuh, pembacaan kata demi
kata, dan mendengar yang melibatkan indera itu adalah ibadah secara fisik.
Tindakan-tindakan secara fisik ini terdiri dari banyak bagian dan diulang-ulang
beberapa kali dalam tiap-tiap shalat lima kali selama 24 jam. Jagalah
rukun-rukun shalat yang berdimensi fisik, itulah makna "peliharalah
shalat-shalatmu".
Bagian
kedua perintah Allah Swt.,
shalat wustha (pertengahan) merujuk kepada shalat hati, karena hati berada di
tengah-tengah antara kanan dan kiri, antara depan dan belakang, antara atas dan
bawah dan antara kebenaran dan pendurhakaan. Hati merupakan pusat, titik
keseimbangan.
1.
Manfaat
Shalat Khusyuk
Waktu
ibadah secara fisik dilakukan pada waktu-waktu tertentu karena keterbatasan
kemampuan fisik manusia, akan tetapi waktu ibadah secara batiniah adalah setiap
saat tanpa batas waktu dan akhir. Masjid untuk shalat ini
adalah hati. Hati yang sejati adalah hati yang dapat melakukan ibadah secara
batiniah. Hati yang seperti itu tidak pernah tidur dan tidak pula mati. Hati
dan jiwa seperti itu berada dalam keadaan beribadah yang terus-menerus. Hati
seperti itu menerima berkah yang besar dari Illahi.
Ketika ibadah ritual dari wujud fisik dan ibadah
batiniah dari hati menjadi satu, maka shalat menjadi sempurna. Inilah ibadah
yang sempurna dan pahalanya sangat besar. Inilah yang membawa seseorang secara
spiritual ke arah yang sangat dekat dengan Allah dan secara fisik menuju ke
tingkat tertinggi (kesehatan paripurna). Sebaliknya jika ibadah ritual tidak
menyatu dengan ibadah batin dan hati, maka itulah kerugian karena shalatnya
tidak akan mendekatkannya dengan Allah Swt..
Bersatunya
fisik dan hati di saat shalat itulah makna shalat yang khusyuk. Untuk
mencapainya, kalangan alim ulama memberikan sejumlah rekomendasi agar dapat
khusyuk di dalam shalatnya. Rekomendasi itu adalah dengan melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a.
Ketika shalat, hendaklah
merenungkan bahwa dia sedang berdiri di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, Yang
Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam pikiran dan hati.
b.
Menghayati makna apa yang sedang
dibaca.
c.
Tidak tergesa-gesa dalam ucapan
dan amalan shalat.
d.
Menundukkan muka ke tempat sujud.
e.
Menjauhkan diri dari segala hal
yang dapat mengusik ketenangan hati. (Moh. Sholeh, 2006: 97)
Thalib
(1998: 28) secara teknis dan detail, merangkum berbagai Hadits
yang mengajarkan bagaimana melakukan shalat dengan khusyuk. Menurutnya agar
seseoang mampu khusyuk dalam shalat, sebaiknya ia melakukan 20 langkah sebagai
berikut:
a.
Bila lapar, makan lebih dahulu.
b.
Tidak menahan kencing, kentut,
dan buang air besar atau kecil.
c.
Tidak mengantuk.
d.
Berpakaian yang baik dan bersih.
e.
Hawa tidak terlalu panas.
f.
Melakukan shalat di awal waktu.
g.
Jika shalat di masjid, pergilah
dengan tenang dan didahului dengan do’a.
h.
Tempat shalat harus bersih dari
kotoran.
i.
Tempat shalat bersih dari gambar.
j.
Tempat shalat tidak bising.
k.
Ketika shalat pikiran tidak
disibukkan oleh urusan duniawi.
l.
Tidak tergesa-gesa melakukan
bacaan dan gerakan shalat.
m.
Menyadari bacaan yang diucapkan.
n.
Rukuk dan sujud dengan tenang.
o.
Tidak menoleh ke kanan dan ke
kiri.
p.
Melihat ke tempat sujud.
q.
Tidak mengusap pasir di tempat
sujud.
r.
Tidak menguap.
s.
Tidak meludah kecuali terpaksa.
t.
Meluruskan dan merapatkan
shaf dalam shalat berjamaah.
Dan jika kita
membandingkan ritme kehidupan harian dengan waktu sholat, maka manfaat
menyegarkan akan makin terasa. Kekakuan otot setelah diam dalam keadaan tidur
dihilangkan dengan sholat subuh. Kelelahan setelah aktifitas menjelang siang
akan berubah menjadi lebih segar setelah sholat dhuhur. Kemampuan tubuh yang
semakin menurun setelah tengah hari disegarkan dengan dua sholat fardu, sholat
ashar dan maghrib. Tubuh yang telah segar dan relaks setelah sholat isya akan
lebih mudah tertidur.
2.
Manfaat Berwudhu (bersuci)
Manfaat
Wudlu Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang fungsi utamanya
membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun,
radiasi juga mengatur suhu tubuh, fungsi ekskresi ( tempat pembuangan zat-zat
yang tak berguna melalui pori-pori ) dan media komunikasi antar sel syaraf
untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan secara tekanan.
Begitu
besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan
kelembaban. Bersuci merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut
khususnya kelembaban kulit. Kalu kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi
kesehatan kulit terutama mudah terinfeksi kuman.
Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan
pencucian kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan
dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga). Seperti kita
ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banyak kuman. Seorang ahli bedah
diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap kali melakukan operasi sebagai
proses sterilisasi dari kuman. Cara ini baru dikenal abad ke-20, padahal umat
Islam sudah membudayakan sejak abad ke-14 yang lalu. Luar Biasa!!
Keutamaan Berkumur. Berkumur-kumur dalam bersuci
berarti membersihkan rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa makanan sering
mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidak dibersihkan (dengan
berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akan menjadi mediasi pertumbuhan
kuman. Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari
berarti tanpa kita sadari dapat mencegah dari infeksi gigi dan mulut. Istinsya’
berarti menghirup air dengan lubang hidung, melalui rongga hidung sampai ke
tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk menyucikan selaput dan
lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman. Selama ini kita
ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama
pernapasan. Dengan istinsya’, mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA) dapat dicegah. Begitu pula dengan pembersihan telinga sampai dengan
penyucian kaki beserta telapak kaki yang tak kalah pentingnya untuk mencegah
berbagai infeksi cacing yang masih menjadi masalah terbesar di negara kita.
3.
Manfaat Gerakan Shalat
Shalat disamping
mengandung hikmah secara moral seperti diuraikan diatas, juga mengandung hikmah
secara fisik terutama yang menyangkut masalah kesehatan.
Hikmah shalat menurut tinjauan kesehatan
ini dijelaskan oleh Dr. A. Saboe yang mengemukakan pendapat ahli-ahli (sarjana)
kedokteran yang termasyhur terutama di barat. Mereka berpendapat sebagai
berikut :
a.
Takbiratul Ihram. Posisi: berdiri
tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut
atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah
bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak
memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua
tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar.
Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap
ini menghindarkan dari berbagai
gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
b.
Bersedekap. Posisi: meletakkan
telapak tangan kanan diatas pergelangan tangan kiri merupakan istirahat yang
paling sempurna bagi kedua tangan sebab sendi-sendi, otot-otot kedua tangan
berada dalam posisi istirahat penuh. Manfaat: Sikap seperti ini akan memudahkan
aliran darah mengalir kembali ke jantung,
serta memproduksi getah bening dan air jaringan dari kedua persendian tangan
akan menjadi lebih baik sehingga gerakan di dalam persendian akan menjadi lebih
lancar. Hal ini akan menghindari timbulnya bermacam-macam penyakit persendian
seperti rheumatik. Sebagai contoh, orang yang mengalami patah tangan, terkilir
maka tangan/lengan penderita tersebut oleh dokter akan dilipatkan diatas dada
ataupun perut dengan mempergunakan mitella yang disangkutkan di leher.
c.
Ruku’, yaitu membungkukkan badan dan
meletakkan telapak tangan diatas lutut sehingga punggung sejajar merupakan suatu garis lurus. Postur: Rukuk yang
sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas
air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat: Postur ini
menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae)
sebagai penyangga tubuh dan pusat sy saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak,
maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi
relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan
kemih untuk mencegah gangguan prostat. Sikap rukuk yang demikian ini akan
mencegah timbulnya penyakit yang berhubungan dengan ruas tulang belakang, ruas
tulang pungung, ruas tulang leher, ruas tulang pinggang, dsb.
d.
Sujud. Postur: Menungging dengan
meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaat:
Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas
otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini
berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan
tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk
maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ
kewanitaan. Sikap ini menyebabkan semua otot-otot bagian atas akan bergerak.
Hal ini bukan saja menyebabkan otot-otot menjadi besar dan kuat, tetapi
peredaran urat-urat darah sebagai pembuluh nadi dan pembuluh darah serta limpa
akan menjadi lancar di tubuh kita. Dengan sikap sujud ini maka dinding dari
urat-urat nadi yang berada di otak dapat dilatih dengan membiasakan untuk
menerima aliran darah yang lebih banyak dari biasanya, karena otak (kepala)
kita pada waktu itu terletak di bawah. Latihan semacam ini akan dapat
menghindarkan kita mati mendadak dengan sebab tekanan darah yang menyebabkan
pecahnya urat nadi bagian otak dikarenakan amarah, emosi yang berlebihan,
terkejut dan sebagainya yang sekonyong-konyong lebih banyak darah yang di
pompakan ke urat-urat nadi otak yang dapat menyebabkan pecahnya urat-urat nadi
otak, terutama bila dinding urat-urat nadi tersebut telah menjadi sempit,
keras, dan rapuh karena dimakan usia.
e.
Duduk Iftrasy (duduk antara dua
sujud & tahiyat awal). Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal
paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan
nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan.
Sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra),
kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan
dengan benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada
iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan
kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan
organ-organ gerak kita. Posisi duduk seperti ini menyebabkan tumit menekan
otot-otot pangkal paha, hal ini mengakibatkan pangkal paha terpijit. Pijitan tersebut dapat menghindarkan atau menyembuhkan penyakit saraf pangkal paha
(neuralgia) yang menyebabkan tidak dapat berjalan. Disamping itu urat nadi dan
pembuluh darah balik di sekitar pangkal paha dapat terurut dan terpijit
sehingga aliran darah terutama yang mengalir kembali ke jantung dapat mengalir
dengan lancar. Hal ini dapat menghindarkan dari pengakit bawasir.
f.
Salam, diakhiri dengan menoleh ke
kanan dan ke kiri. Hal ini sangat berguna untuk memperkuat otot-otot leher dan
kuduk, selain itu dapat pula untuk menghindarkan penyakit kepala dan kuduk
kaku. Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaat:
Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala.
Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
Dari penjelasan diatas, maka dapatlah disimpulkan
bahwa sholat disamping merupakan ibadah yang wajib dan istimewa ternyata juga
mengandung manfaat yang sangat besar bagi kesehatan, kesejahteraan dan
kebahagiaan hidup umat manusia.
4.
Manfaat Shalat Malam
Diriwayatkan dari Abu Umamahal Bahili r.a. bahwa Rasulullah Saw. brsabda,
“Tetaplah kalian mendirikan shalat malam. Sebab
shalat malam merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, mendekatkan
diri kepada Allah, mencegah dosa, menghapus kejahatan, mengusir penyakit dari
badan.” (HR.
At Tirmidzi, Al Hakim da Al Baihaqi)
Di samping qiyamullail
dapat menyembuhkan penyakit hati dan menghapus dosa-dosa, juga bisa menjadi
obat penyakit badan. Qiyamullail
dapat mengusir penyakit badan sekaligus mencegahnya atas izin Allah Swt..
Bahkan
telah dilakukan penelitian mendalam secara medis bahwa bangun malam dapat
menyembuhkan banyak penyakit, hal itu karena hati kita mengandung suatu zat
yang disebut dengan androfin yang
berfungsi membunuh penyakit. Hasil dari kajian medis para dokter yang terus
menerus menunjukkan bahwa kandungannya lebih besar ketika dalam keadaan bangun
daripada dalam keadaan tidur. Jika pengaruh bangun malam biasa saja dapat
meyembuhkan penyakit, lalu bagaimana halnya pengruh bangun malam untuk ketaatan
kepada Allah dalam menghilangkan penyakit hati dan jasad. (Ash Shai’ari, 2010: 339-340)
Malam hari
biasanya dingin dan lembab. Kalau ditanya, paling enak tidur di waktu tersebut.
Banyak lemak jenuh yang melapisi saraf kita hingga menjadi beku. Kalau tidak
segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi kaku, bahkan
kolesterol dan asam urat merubah menjadi pengapuran. Tidur di kasur yang empuk
akan menyebabkan urat syaraf yang mengatur tekanan ke bola mata tidak mendapat
tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi saraf mata kita.
Jadi sholat malam itu
lebih baik daripada tidur. Kebanyakan tidur malah menjadi penyakit. Bukan
lamanya masa tidur yang diperlukan oleh tubuh kita melainkan kualitas tidur.
Dengan sholat malam, kita akan mengendalikan urat tidur kita.
Shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat
tambahan (sunah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan
bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan
respons ketahanan tubuh (imunologi) dan limfositnya yang berupa persepsi serta
motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan individu
untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.
Menurut Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan
sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan melakukan tahajud secara
rutin dan disertai perasaan ihklas serta tidak terpaksa, seseorang akan
memiliki respon imun yang baik serta besar kemungkinan terhindar dari penyakit
infeksi dan kanker. Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian
menyebabkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.
5.
Manfaat Shalat Subuh
Shalat
subuh merupakan ibadah yang bagi sebagian orang terasa berat untuk dilakukan di
awal waktu. Mereka terbuai oleh nikmatnya tidur. Sadar atau tidak sadar
rutinitas kehidupan manusia menjadi siklus kantuk, tidur, bangun, dan
beraktivitas. Sebuah sunnatullah yang telah dilekatkan pada penciptaan
manusia.
وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتاً
''Dan
Kami jadikan tidurmu untuk istirahat. ''
(QS
An-Naba' [78]: 9).
Adzan untuk panggilan shalat Subuh agak berbeda. Ada
tambahan ucapan ash-sholatu khoirumminan naum sebanyak dua kali yang artinya
shalat lebih baik daripada tidur. Ini menandakan betapa istimewanya shalat pada
waktu ini. Seorang Muslim bila dibiarkan begitu saja (tertidur), akan memilih
untuk merehatkan dirinya sampai terjaga hingga terbit matahari dan meninggalkan
solat Subuh, atau mengerjakan shalat Subuh tidak pada waktunya yang benar.
Salah satu keutamaan shubuh adalah Rasulullah SAW mendoakan umatnya yang
bergegas dalam melaksanakan solat Subuh, sebagaimana sebutkan dalam hadist :
"Ya
Allah, berkatilah umatku selama mereka suka bangun subuh (yaitu
mengerjakannya)." (Hadis
riwayat Tarmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Bahkan,
Allah Azza WaJalla berfirman :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ
رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ
تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن
ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً
"Dan bersabarlah engkau (Muhammad)
bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap
keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)
mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang
yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti keinginannya
dan keadaannya sudah melampaui batas." (Q.S. al-Kahfi, ayat 28)
Keutamaan
shalat Shubuh diberikan ganjaran pahala melebihi keindahan dunia dan seisinya,
sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam at-Tarmidzi:
"Dari
Aisyah telah bersabda Rasulullah SAW, dua rakaat shalat Fajar pahalanya lebih
indah daripada dunia dan seisinya."
Keilmuan modern telah mengukuhkan tentang keberadaan gas O3
(ozon), yang mengandung prosentase oksigen yang tinggi dan dapat mencapai
puncak reaksinya pada waktu shalat Subuh, lalu berkurang secara bertahap hingga
terbit matahari. Sebenarnya, fakta ini tidak membutuhkan suatu penemuan ataupun
pengokohan, karena Anda sendiri bisa mudah mengamati kebersihan dan kesegaran
udara pada waktu shalat Subuh dibaarndingkan dengan waktu siang hari. Udara pada waktu
Subuh masih bersih dan belum tercemari kebersihan dan kesegarannya dengan
apapun. Udara ini dapat menyegarkan hati, menguatkan paru-paru, memperbarui
sel-sel yang mati, menyuplai tubuh dengan oksigen, mengeluarkan karbon
dioksida, membersihkan darah dari kotoran-kotoran, memperbaiki kinerja
organ-organ tubuh, merenggangkan urat-urat syaraf, menyembuhkan berbagai
penyakit syaraf, rheumatik, dan asma.
B.
Pelaksanaan
Shalat
yang Baik
Sesuai
dengan Syariat
Islam
Shalat
yang baik dilakukan dengan benar, tuma’ninah (perlahan dan tidak terburu-buru),
dan istiqomah (konsisten/terus-menerus).
Para
ahli sufi mengatakan ada dua belas ribu fadhilah yang dapat dicapai dalam
shalat melalui dua belas hal. Sehingga kesempurnaan dan manfaat shalat akan
tercapai apabila seseorang menjaga kedua belas hal tersebut. Kedua belas hal
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Ilmu.
Suatu
ibadah yang diamalkan tanpa ilmu amat rendah mutunya daripada ibadah yang
diamalkan dengan ilmu yang cukup. Oleh karena itu kita harus mengetahui:
a.
Mana amalan yang
fardhu dan mana yang sunat.
b.
Manakah yang
fardhu atau sunat dalam wudhu dan shalat.
c.
Bagaimana syetan
menghalangi kita untuk mengerjakan shalat.
2.
Wudhu.
Kita seharusnya berusaha:
a.
Membersihkan
hati kita dari iri dan dengki, seperti kita membersihkan anggota badan kita.
b.
Menjaga diri
kita agar bersih dari dosa.
c.
Supaya jangan
menggunakan air secara berlebihan.
3.
Pakaian.
Pakaian kita seharusnya:
a.
Diperoleh dari
hasil yang halal.
b.
Suci
c.
Sesuai dengan
sunah, yaitu tidak menutupi mata kaki.
d.
Tidak
menunjukkan sifat takabbur.
4.
Waktu.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.
Memberitahu
waktu yang tepat kepada setiap orang.
b.
Mengetahui kapan
adzan tiba.
c.
Lebih memerhatikan
waktu shalat dan merasa takut kalau terlambat.
5.
Kiblat.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika menghadap kiblat:
a.
Badan kita harus
menghadap kiblat.
b.
Hati kita harus
selalu mengingat Allah karena kiblat hati adalah Allah.
c.
Kita harus taat
kepada Allah Swt..
6.
Niat.
Yang perlu diperhatikan dalam niat:
a.
Harus yakin
terhadap shalat yang akan kita kerjakan.
b.
Harus disadari
bahwa kita sedang menghadap Allah Swt.
yang mana Dia pun melihat kita.
c.
Harus yakin
bahwa Allah mengetahui segala apa yang ada di dalam hati kita.
7.
Takbiratul
Ihram. Keperluan yang harus dipenuhi dalam takbiratul
ihram adalah:
a.
Lafazh-lafazhnya
diucapkan dengan benar.
b.
Kedua belah
tangan hendaknya diangkat sampai telinga, artinya kita sudah melupakan segala
hal kecuali Allah Swt..
c.
Kebesaran Allah Swt. dapat dirasakan dalam hati pada
saat kita mengucapkan Allahu Akbar.
8.
Qiyam
(berdiri). Pada waktu qiyam
kita seharusnya:
a.
Memandang ke
tempat sujud.
b.
Merasakan dalam
hati bahwa kita sedang berdiri di hadapan Allah Swt..
c.
Melupakan segala
sesuatu selain Allah Swt..
9.
Qira’at
(Bacaan Alquran). Keperluan-keperluan qira’at adalah:
a.
Membaca Alquran
dengan tajwid.
b.
Menghayati
ayat-ayat yang dibaca.
c.
Mencoba mematuhi
apa yang dibaca.
10.
Ruku.
Yang harus diperhatikan dalam ruku adalah:
a.
Seluruh badan
dari pinggang sampai kaki harus lurus seperti satu garis.
b.
Lutut dipegang
kuat-kuat dan jari tangan direnggangkan.
c.
Mengucapkan
tasbih dengan penuh tawadhu dan khusyu.
11.
Sujud.
Yang harus diperhatikan ketika sujud adalah:
a.
Tangan
diletakkan dekat telinga.
b.
Siku tangan
tiddak menempel pada tanah.
c.
Mengucapkan
tasbih dengan khusyu.
12.
Qa’adah.
Yang harus diperhatikan dalam qa’adah:
a.
Duduk di atas
kaki kiri sedangkan kaki kanan ditegakkan.
b.
Mengucapkan
tasyahud dengan khusyu serta mengingat maknanya karena mengandung shalawat
Rasulullah saw. dan berdoa bagi
saudara-saudara kita orang Islam. (Al
Kandhalawi, 2000: 93-95)
c.
Salam, sebagai
salah satu ucapan salam kepada malaikat-malaikat serta orang-orang di sebelah
kanan kita.
Kemudian
untuk mencapai ikhlas, ada tiga bagian yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.
Mengerjakan
shalat semata-mata untuk mencapai keridhaan Allah Swt..
2.
Pahamilah bahwa
hanya karena rahmat dan taufik-Nya kita dapat mengerjakan shalat.
3.
Semata-mata
mengharapkan pahala yang telah dijanjikan oleh Allah Swt..
Pelaksanaan shalat yang baik sesuai dengan syariat Islam,
yaitu:
1.
Berwudhu terlebih
dahulu
2.
Berniat dalam
hati dan tidak dilafazhkan
3.
Menghadap
kiblat, yaitu Ka’bah
4.
Lakukan shalat
dengan berdiri
5.
Bertakbiratul ihram,
dengan mengucapkan “Allaahu Akbar” sambil
mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga, serta melihat
ke tempat sujud, tidak menoleh ke kiri atau ke kanan.
6.
Meletakkan
telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri, atau di pergelangan
tangan, atau di lengan bawah tangan kiri, atau tangan kanan menggenggam tangan
kiri, dan posisi kedua tangan di dada.
7.
Membaca ta’awudz.
8.
Membaca surat
alfatihah, namun bacaan “Bismillahirrahmaanirrahim” dipelankan (tidak
dikeraskan).
9.
Membaca “Aamiin”
setelah selesai membaca “Waladhaalliin”.
10.
Setelah membaca
al-Faatihah, membaca salah satu surat atau ayat-ayat Al-Quran yang dihafal.
Bacaan surat atau ayat-ayat ini dibaca pada raka’at pertama dan kedua saja.
11.
Setelah selesai
membaca surat, maka berdiam sejenak (Thuma’niinah)
12.
Melakukan ruku’
sambil bertakbir (mengucapkan: “Allaahu Akbar”) dan mengangkat kedua tangan
sejajar dengan pundak atau telinga.
13.
Bangkit dari
ruku’ (I’tidal), dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau kedua
telinga.
14.
Melakukan sujud
sambil bertakbir, kemudian meletakkan kedua lutut terlebih dahulu dari kedua
tangan (atau boleh pula sebaliknya)
15.
Bangkit dari sujud sambil bertakbir lalu duduk iftirasy
(untuk duduk di antara dua sujud), yaitu duduk dengan bertumpu pada telapak
tangan kaki kiri dan telapak kaki kanan ditegakkan.
16.
Posisi tangan
ketika duduk iftirasy : Telapak tangan kanan diletakkan di atas paha kanan,
demikian pula dengan tangan kiri.
17.
Lalu sujud
kembali, kemudian bangkit dari sujud bertakbir, dan duduk sejenak sebagai duduk
istirahat. Kemudian bangkit dengan mengepalkan tangan atau dengan membukanya,
dan melakukan kembali untuk rakaat kedua.
18.
Setelah selesai,
maka lakukan Tasyahud Awal dengan posisi duduk yaitu Iftirasy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar