1.
Sajian yang menarik
Seorang guru
harus memiliki kemampuan yang menarik dalam menyampaikan materi yang
diajarkannya, bila tidak maka akan
timbul masalah-masalah gangguan disiplin kelas seperti yang terjadi adalah
siswa akan kurang faham, tidak menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan
kita sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Tidak pelit nilai mungkin hal yang
bijak sebagai seorang pengajar dan tentunya kita akan menjadi pengajar favorit
dikelas, tetapi hal ini tidak mendidik dan merugikan siswa yang anda didik.
Berikut ini ada beberapa cara yang dapat lakukan bila menyampaikan materi
dikelas agar mencegah terjadinya gangguan disiplin kelas:
Saat di Kelas menyampaikan materi :
- Buatlah
suasana yang menarik dan tidak membosankan, untuk itu kita harus banyak
latihan agar cara berbicara, sikap, dan metode ajar kita dapat diterima
dengan baik oleh siswa. Menjadi guru yang garang dan terlalu disiplin
terkadang akan membentuk siswa yang keras juga, untuk itu buatlah siswa
takut karena hormat kepada kita dan bukan takut karena hukuman kita.
Pernah ada siswa yang sangat nakal, namun ia justru malu dan takut dengan
salah satu guru yang sangat dihormatinya. Berikan perhatian kita dengan
penuh kasih sayang, bukan mencari kesalahan mereka..
- Buatlah
quiz di awal dan akhir penyampaian materi, bila waktu tidak memungkinkan
lakukan hanya di akhir materi bukan diawalnya… hal ini dapat menjadi
indikator apakah materi yang telah disampaikan sudah diterima dengan baik
oleh siswa. seperti quiz yang dilakukan di awal materi, hal ini hanya
membuang waktu dan tidak efisien karena secara logika tentunya siswa belum
mengetahui materi yang akan disampaikan. Kalo soal quiznya materi hari
kemaren itu namanya ulangan… jadi perlu bedakan antara quiz dengan ulangan
yach…
- Sampaikan
materi dengan menyampaikan point-point pentingnya saja, jangan terlalu
banyak bertele-tele atau terlalu banyak bercerita yang bukan dalam ruang
lingkup materi anda. Untuk materi eksak, perbanyaklah contoh soal…
sampaikan perlahan dan buat agar siswa juga sama2 ikut berfikir.
- Lakukan
sistem ajar yang lebih interaktif berupa tanya jawab, pancinglah siswa
agar banyak bertanya. Selain itu ada juga perlunya anda bersenda gurau
disela-sela penyampaian materi agar tidak terlalu tegang.
- Anda
juga dapat melakukan quiz interaktif, yaitu dengan membaca soal satu
persatu dan siswa langsung menjawab.. kita berikan waktu yang terbatas
untuk menjawab soal tersebut. Misal bacakan soal no. 1 kemudian langsung
dijawab oleh siswa, setelah itu bacakan soal no.2 kemudian siswa menjawab,
demikian seterusnya… metode ini membuat siswa berfikir cepat dan tidak
dapat mencontek serta menghindari gangguan gangguan yang mungkin timbul
karena siswa terlalu sibuk memikirkan jawaban atas pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
- Pekerjaan
Rumah (PR) dapat anda berikan setiap akhir penyampaian materi, namun bila
ternyata itu tidak efektif misalnya banyak yang tidak mengerjakan atau ternyata
banyak yang saling mencontek pekerjaan teman2nya sebaiknya metode PR nya
kita ubah misal dengan beda soal tiap siswa atau cara lainnya.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa di dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru dituntut
mampu membangkitkan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa. Beberapa aspek
yang perlu diperhatikan guna menarik perhatian siswa belajar antara lain
adalah:
a.
Penguasaan
materi yang diajarkan.
b.
Penggunaan
metode yang sesuai.
c.
Penggunaan alat
bantu / media.
d.
Performance guru yang menarik dan meyakinkan.
Selain itu, guru harus pandai memberikan motivasi kepada
siswa agar siswa dapat tertarik dalam belajar dan gangguan disiplin kelas akan
dapat dicegah.
Cara meningkatkan
motivasi belajar
1. Memberi angka
Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang
justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah
nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para
siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh
guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang
sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai
afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Hadiah
dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang
tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk
suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan,
baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih
bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu
dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi
belajar.
5. Memberi
Ulangan
Para
siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan
jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas
belaka.
6. Mengetahui
Hasil
Mengetahui
hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan
mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat.
Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila
ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu
diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif
dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada
waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga
diri.
8. Hukuman
Hukuman
adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika
diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak.
Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman
tersebut.
2.
Penampilan yang menarik
Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab
untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual, maupun
klasikal di sekolah maupun di luar sekolah (Djamarah, 1977 : 31).
Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai
ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadian merupakan suatu masalah yang
abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara
berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan.
Dalam perbuatan yang baik sering dikatakan bahwa
seseorang itu mempunyai kepribadian yang baik atau berakhlak mulia. Sebaliknya
bila seseorang melakukan suatu sikap dan perbuatan yang tidak baik menurut
pandangan masyarakat, maka dikatakan bahwa orang itu tidak mempunyai
kepribadian yang baik atau mempunyai akhlak yang tidak mulia. Oleh karena itu
masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya
kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik dan masyarakat.
Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia.
Karena di samping guru berperan sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga
berperan sebagai anutan. Kepribadian yang akan menentukan apakah ia menjadi
pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak
atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih
kecil (tingkat sekolah dasar).
Oleh karena itu setiap guru harus memahami bagaimana
karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai anutan
para siswanya.
Dalam mendidik
siswa membutuhkan perencanaan dan persiapan yang baik dari seorang guru, baik
persiapan program secara tertulis, persiapan alat yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran, maupun persiapan diri dari guru yang bersangkutan.
Persiapan diri meliputi penampilan, cara guru berpakaian, berjalan, dan
bagaimana guru berkomunikasi.
a.
Cara berpakaian guru yang menarik
Salah satu penunjang kepribadian yang baik bagi seorang
guru adalah dalam segi penampilan. Dalam segi penampilan, guru harus berpakaian
rapi, sopan, dan enak dipandang, serta tidak tampil berlebihan selain itu guru
juga dapat menggunakan pakaian yang baik tetapi tetap harus menarik. Guru juga
harus dapat menampilkan sikap dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan
lingkungan kelas tempat ia melakukan proses pembelajaran.
Ada beberapa criteria yang penting harus diperhatikan
seorang guru agar dapat berpakaian yang baik dan menarik, yakni:
1.
Pakaian harus menutup aurat.
2.
Tekstil yang dijadikan bahan busana tidak tipis atau
transparan (tembus-pandang). Karena kain yang demikian akan memperlihatkan
bayangan kulit secara remang-remang.
3.
Modelnya tidak ketat.
4.
Sesuai dengan jenis kelamin (tidak menyerupai lawan
jenis).
5.
Bahannya, juga modelnya tidak terlalu mewah, berlebihan
atau menyolok mata, dengan warna aneh-aneh hingga menarik perhatian orang.
Apalagi jika menimbulkan rasa sombong.
Untuk mejadi seorang guru yang ideal di lingkungan kelas, guru perlu terus
meningkatkan kualitas dirinya secara berkesinambungan dan up to date. Berbagai
inovasi dan pembaharuan harus mampu diciptakan agar keberadaan guru dapat
menjadi sangat berarti bagi motivasi dan prestasi belajar siswa di kelas.
Karena profesi guru bertujuan untuk mencerdaskan anak diri, guru harus
mampu menjadi teladan bagi diri, siswa, dan lingkungannya. Menjadi teladan
untuk semua aspek kehidupan: keilmuan, kesantunan, kedermawanan, dan
kesalehannya.
b.
Cara berbicara guru yang menarik
Pada dasarnya
fokus pembelajaran harus berpusat kepada siswa secara individu, bukan apa yang
menurut orang dewasa harus dipahami oleh siswa. Penilaian atas keberhasilan
siswa lebih dititik beratkan pada observasi yang mendalam, baik pengetahuan, keterampilan,
maupun perilakunya.
Kemampuan
berkomunikasi sangatlah penting dimiliki bagi seorang guru, terutama dengan siswa didik. Dengan
berkomunikasi yang baik dan menarik diharapkan ”pesan” yang disampaikan dapat
memotivasi siswa untuk dapat mengikuti semua aktivitas yang sudah dirancang
oleh guru.
Ada beberapa
hal yang perlu di perhatikan agar pesan yang ingin disampaikan guru dalam
berbicara kepada siswanya dapat sampai dengan baik, diantaranya:
1. Berbicara di depan siswa dengan intonasi yang
berbeda-beda sesuai kebutuhan, karena intonasi yang monoton membuat siswa
bosan, dan ”menolak”. Guru menggunakan suara bervolume sedang dan berbisik pada
saat biasa, sedangkan pada saat dibutuhkan penekanan, gunakan suara yang
lebih besar.
2. Posisikan badan pada posisi yang tepat, baik pada saat
duduk maupun berdiri, sehingga pandangan guru dapat menjangkau seluruh siswa di
dalam kelas.
3. Guru harus dinamis, bergerak dari satu tempat ke tempat
yang lain.
4. Guru belum mulai bicara saat kelas masih gaduh. Timbulkan
situasi yang mengajak siswa memfokuskan diri pada guru.
5. Memonitor siswa disetiap saat. Guru yang baik tidak akan
membiarkan siswa tanpa pengawasan.
6. Bersama siswa guru menjalankan disiplin sesuai peraturan
yang sudah disepakati bersama.
7. Tidak pernah menyalahkan siswa di depan teman-temannyadan
siswa yang lain.
8. Cepat tanggap bila ada siswa yang sedang bermasalah.
Tundukkan badan, sejajarkan mata dengan mata siswa, untuk memotivasi agar siswa
mau mengungkapkan masalahnya.
Ada beberapa hal
yamg menyebabkan adanya ketidak efektifan komunikasi yang dilakukan guru ketika
mengajar yang seringkali malah menimbulkan ketidak tepatan penerimaan pesan
pada siswa. Diantaranya adalah:
1.
Guru terlalu banyak bergerak, hal tersebut membuat
siswa kurang memperhatikan pelajaran sebab perhatiannya lebih terarah pada guru
yang bergerak hilir mudik.
2.
Guru terlaluu cepat dalam berbicara. Memang cukup
sulit mengatur kecepatan berbicara saat mengajar. hal tersebut dapat
menimbulkan siswa tidak bisa menangkap dengan jelas apa yang disampaikan oleh
guru. Oleh karenanya seorang guru perlu mempunyai kepekaan kapan harus mengajar
dengan kecepatan berbicara yang lambat, atau kapan dia harus berbicara normal.
3.
Pembawaan guru yang terlalu serius. Banyak siswa
yang menganggap guru yang baik adalah guru yang pembawaannya ceria, selalu
tersenyum dan kadang-kadang bergurau. Guru yang terlalu serius tak begitu
disukai. Tetapi guru yang kebanyakan bergurau sehingga pada akhir pelajaran tak
ada satupun hal berarti yang disampaikannya juga mendapat kritikan.
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh
guru agar membuat jam pelajaran berlalu tanpa terasa, baik kita sebagai guru
maupun siswa sebagai penikmat cara mengajar dan perencanaan mengajar kita,
diantaranya:
1. rencanakan dalam seminggu
perencanaan mengajar anda
2. selalu update rencana
pengajaran anda setelah dan sebelum mengajar
3. tidur yang cukup setiap hari.
Hal ini penting agar suasana hati kita terjaga dan tidak mudah emosi
4. rencanakan pengajaran anda
dalam team, jika tidak mungkin konsultasikan formal dan informal RPP anda pada
rekan sesama guru.
5. masuk kelas lebih awal bisa 3
menit atau 5 menit lebih awal.
6. pikirkan 3 strategi atau
rencana dalam mengajar, dengan demikian anak yang cepat selesai tetap punya
kegiatan
7. saat mengajar sempatkan
memotivasi siswa. memotivasi itu bukan memuji karena memotivasi anda perlu
mendalami karakter anak yang anda ingin motivasi
8. tebarkan senyum pada seisi
kelas
9. ucapkan salam dengan semangat
saat akan mengajar
10. berikan soal yang menantang dan
bukan sekedar sulit
11. minta siswa untuk ajarkan siswa
lainnya jika ia sudah selesai
12. kurangi gaya ‘one man
show’ saat mengajar, kurangi semangat untuk menceramahi siswa. Biarkan siswa
juga berbicara di kelas, berbagi mengenai strateginya dalam mengerjakan soal
yang di berikan.
3.
Ketepatan Menangani gangguan
Cara
yang dapat
ditempuh guru dalam menanggulangi pelanggaran disiplin antara lain:
a. Pengenalan Siswa
Makin baik guru mengenal siswa
makin besar kemungkinan guru mencegah terjadinya pelanggaran disiplin.
Sebaliknya anak yang frustasi karena merasa tidak mendapat perhatian guru
dengan semestinya sangat mungkin terjadinya siswa terscbut melanggar disiplin
sekolah. Setiap siswa pada dasarnya mcmpunyai daya at au tcnaga untuk
mcngontrol dirinya. Siswa yang tidak dipcrhatikan orang tua dan gurunya kurang
dapat mengontrol dirinya scndiri biasanya kurang mcnghargai otoritas dan mereka
tidak menyukai dan membencinya. Pengenalan terhadap mereka dan lataI'
belakangnya merupakan usaha penanggulangan pelanggaran disiplin. Berbagai alat
dapat digunakan, misalnya:
1) "interest-inventory"merupakan
cara sederhana yang dapat dibuat guru.
Alat ini berupa sejumlah
pertanyaan misalnya tentang buku yang disenangi, hoby, favorit, aktivitas yang
dikerjakan siswa, acara yang disenangi dari siaran televisi, guru yang paling
discnangi, dan sebagainya.
2) "sosiogram" yang dibuat dengan
maksud untuk melihat bagaimana persepsi para siswa dalam rangka hubungan
sosial-psikologis dengan teman-temannya.
3) "feedback
letter" dimana siswa diminta untuk membuat satu karangan atau satu surat
ten tang perasaan mereka terhadap sekolahnya;apa yang disukai pada saat pertama
kali masuk sekolah, pada saat pelajaran berlangsung, pada saat istirahat,
keadaan lingkungan sekolah, pada saat pulang sekolah, dan sebagainya.
b.
Melakukan
tindakan korektif
Dalam kegiatan menegakkan disiplin kelas, tindakan tepat
dan segera sangat diperlukan. Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang
seharusnya dilakukan guru bila terjadi masalah pelanggaran disiplin. Guru yang
bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam menghentikan perbuatan siswa
setepat mungkin. Guru harus segera mengingatkan siswa terhadap peraturan tata
tertib (=yang dibuat dan diterapkan bersarna) dan konsekuensinya, kemudian
melaksanakan sanksi yang seharusnya berlaku. Kegiatan ini juga bertujuan untuk
memonitor efektivitas aturan tata tertib. Setelah jangka waktu tertentu guru
bersama-sama murid dapat meninjau kembali aturan sekolah tersebut untuk
dimodifikasi dan diperbaiki. Bagaimana cara melakukan dimensi tindakan ini,
beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru,
diantaranya :
1)
Lakukan tidakan dan bukan ceramah
Bila ada
seorang siswa melakukan tindakan yang dapat menggangu kelas lakukan tindakan
menghentikan kegiatan tersebut secara tepat dan segera. Cara berteriak atau
memberikan ceramah ten tang kesalahan yang dibuat siswa pada saat itu akan
membuat siswa ,malah menjadi bingung. Pesan-pesan non-verbal atau body
language, baik berupa isyarat tangan, bahu, kepala, alis, dan sebagainya dapat
membantu dalam penegakkan disiplin kelas.
2) Jangan
tawar menawar (do not bargain)
Bila terjadi pelanggaran yang
dilakukan seorang siswa dan melibatkan atau menyalahkan siswa lainnya guru
harus segera melakukan tindakan untuk menghentikan gangguan tersebut. Tidak ada
untungnya kalau pada saat itu guru membuka forum diskusi untuk membicarakan
tentang peraturan dan mencari siapa yang bersalah. Sekali lagi segera hentikan
penyimpangan tingkah laku siswa dengan tindakan.
3) Gunakan
"kontrol"kerja
Mungkin sekali banyak hal belum
tercakup dalam tata tertib terjadi dalamkelas. Kewajiban guru adalah mencoba
menghindarkan hal tersebut dengan melakukan kontrol sosial. Misalnya dengan
membuat ruangan tapal kuda sehingga guru dapat langsung berhadapan muka dengan
para siswa, dan sekaligus dapat mengontrol tingkah laku mereka. Pendekatan
dengan siswa sangat diperlukan karena kalau mercka mcrasa dekat dengah guru
akan memperkecil kesempatan mereka untuk berbuat "nakal" dan
melanggar tata tertib sekolah.
4) Nyalakan peraturan konsekuensinya
Bila ada siswa yang melanggar
peraturan tata tertib sekolah komunikasikan kembali apa aturan yang
dilanggarnya secara jelas dan kemukakan akibatnya bila peraturan yang telah
dibuat dan disepakati bersama itu dilanggar. Konsekuensi itu dilakukan secara
bertahap dimulai dari peringatan, teguran, memberi tanda: cek, disuruh
menghadap kepala sekolah dan atau dilaporkan kepada orang tuanya tentang
pelanggaran yang dilakukannya di sekolah. Bila ada tindakan siswa yang
menggangu suasana proses belajar mengajar segera hentikan gangguan tersebut,
kemudian usahakan memahami alasan mengapa siswa tersebut bertindak demikian.
Kemukakan kepadanya harapan kita sebagai guru dan teman-teman lain yang akan
terganggu konsenl!i!lya dan nyatakan tingkah laku bagaimana yang diharapkan
dari siswa yang bersangkutan. Tindakan guru hendaknya cukup tegas dan berwibawa
dan hendaknya hindarkan hal-hal tindakan yang
menyebabkan siswa mendapat
malu di depan
teman- temannya.
c. Melakukan
tindakan penyembuhan
Langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam tindakan peyembuhan 1m ialah:
1)
mengindentifikasikan para siswa yang mendapat
kesulitan untuk menerima dan mengikuti tata tertib atau menerima konsekuensi
dari pelanggaran yang dibuatnya;
2)
membuat rencana yang diperkirakan paling tepat
tentang langkahlangkah yang akan ditempuh dalam mengadakan kontrak dengan
siswa semacam ini;
3)
menetapkan waktu pertemuan dengan siswa tersebut
yang disetujui bersama oleh guru dan siswa yang bersangkutan;
4)
bila saatnya
dengan bertemu dengan siswa tiba, jelaskanlah maksud pertemuan tersebut, dan
jelaskan pula manfaat yang diperoleh baik oleh s.iswa maupun oleh sekolah;
5)
tunjukkan kepada siswa bahwa gurupun bukan orang.
yang sempurna dan tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal,
akan tetapi yang penting an tara guru dan siswa harus tumbuh kesadaran untuk
bersama-sama belajar, untuk saling memperbaiki diri, saling mengingatkan bagi
kepentingan bersama;
6)
guru berusaha untuk membawa murid kepada masalahnya
yaitu memahami tata tertib dan menjauhi pelanggaran terhadap peraturan yang
berlaku di sekolah;
7)
bila ada
pertemuan dan ternyata siswa tidak responsif maka guru dapat mengajak siswa
untuk mengadakan diskusi.
8)
Pertemuan
guru dan siswa harus sampai kepada pemecahan masalah.
9)
Melakukan
kegiatan tindak lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar