Senin, 21 Maret 2016

Sayapun Percaya

Tahun 2013.... angin berhembus begitu semilir menyejukkan. Bersamaan denga itu, rasa kantuk menyapa. Akhirnya tidur yang menjadi pilihan. Mencoba untuk bangun, namun usapan dedaunan begitu memanjakan. Rasa sulit untuk bangun, membuat tidur sangat lama. Impian saat terbangun dulu terkalahkan mimpi saat tertidur.
Tak ada yang perlu disesalkan.
Alhamdulillah, walau impian telah menjadi buram, mimpi dalam tidur menyadarkan bahwa yang dikatakan orang benar. "pendidikan terbaik adalah pendidikan orang tua dan para ulama" dan "sahabat terbaik akan ada disaat apapun dan bagaimanapun". Dari mimpi itu, sayapun percaya dunia pendidikan formal adalah dunia kemunafikan paling hebat. Dari mimpi itu, sayapun tersadar sahabat terbaik saya adalah keluarga dan benda mati.

Miris, dunia pendidikan formal menjadikan orang pintar. Namun sayang kepintarannya membodohi dirinya dan orang lain. Mereka tahu jujur itu harus, nyatanya hanya slogan agar peserta didik percaya bahwa mereka itu hebat. Agar semua orang tau bahwa menjadi pendidik itu mulia, nyatanya mimpi dalam tidur menjelaskan bahwa dunia pendidikan formal layaknya membangun bangunan rapuh.

Saat kebingungan menghantui, peran keluarga, suport dari orang tua dan  keluarga begitu terasa. Dikala status pendidikan sangat diagungkan, saya percaya "membaca" bisa mengalahkan para pemuja sataus pendidikan. Status pendidikan itu perlu, tapi tak harus menggebu. Justru menggebu lah saat mengejar stastus pendidikan formalmu untuk bekal akhiratmu. (insya alloh saya nyusul).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar