Senin, 21 Juli 2014

Jangan Salahkan Aku ayah/bunda Jika Aku Lakukan Hal yang Sama Kelak

Sebuah keluarga tanpa hadirnya seorang anak merupakan ganjalan pada pikiran kedua pasangan. Mungkin dari pembicaraan dari mertua, orang tua, bahkan tetangga atau orang-orang di sekeliling. Tapi ketika sudah dihadirkan, itupun tak lepas jadi beban pikikan orang tua. Memikirkan bagimana masa depan anaknya kelak. Hanya orang tua yang rasa cintanya dibuang yang tak mempedulikan anaknya. Karena Tuhan sudah memberikan alat canggih pada orang tua, terutama ibu untuk menyayangi, mengasihi dan mencintai anaknya. Sehingga sebagai balas budinya seorang anak harus patuh, taat, baahkan jangan sampai menggoreskan goresan yang membuat orang tua sedih/sakit. Hal tersebut sudah banyak tertulis di dalam Kitab Yang Suci dan dari kata-kata mulia dari orang yang teramat mulia Khotmul Ambiya.

Namun, apa jadinya jika perlakuan orang tua pada anaknya kurang sesuai, terutama peran sang ibu. Di mana sang ibu lebih memilih untuk 'menumbuh kembangkan' sang karier. Meskipun dalam islam hal itu tidak dipermasalhakan, tapi dengan catatan suami sudah tidak mampu lagi mencari nafkah, lingkungan yang baik ketika sang istri mencari nafkah dan paling penting adalah izin dari sang suami.

Ini kasus tentang seorang ibu yang mementingkan karir ketika baru memiliki anak.

Ketika sang ibu bekerja, tentu ada hal lain yang berkurang. Entah itu senyuman bersama sang anak, pelukan, atau bahkan sampai pemberian asi yang merupakan nutrisi hebat untuk perkembangan manusia terutama untu otak. Tidak jarang lebih memilih susu sapi ketimbang memberikan asi. Kalaupun secara kasat mata sudah bisa dilihat, susu sapi yaa saya rasa itu kurang pas buat naka manusia, tentunya susu itu untuk sapi. Dari penggunaan susu sapi perkembangan otak mulai kurang optimal. Etah benar satu salah dalam satu artikel disebutkan pengaruh susu tersebut sangat berpengaruh terhadap prilaku anak. Mungkin, kasus yang menjadikan prilaku anak di zaman sekarang yang semakin kurang baik bisa jadi karena pengaruh kasus tersebut.

Ketika sang ibu bekerja, tentu mayoritas waktu yang digunakan adalah di siang hari sampai sore hari. Karena sibuknya, berinisiatif untuk menghadirkan pembantu. Sebaik2nya pola asuh pembantu tak akan sama dengan pola asuh sang ibu pada anaknya. Karena ada yang hilang, yaitu kontak batin. menurut Dr. Randall F. Hyde, ketika sang ibu melahirkan ada hormon yang dikeluarkan yang namanya hormon oksitosin. Hormon inilah yang membuat adanya ikatan batin dengan ibu. Selain mengundang orang lain (pembantu) untuk mengurus si anak, kadang kala ibu memasukkannya ke sebuah lembaga pendidikan, sebut saja Day Care, Play Group atau bahkan TK. Tak berbeda dengan pembantu tadi, guru2 di lembaga itupun tak memiliki apa yang ibu sendiri miliki. Kalupun saya memilih kapan usia anak bisa pergi sekolah di luar rumah atau orang tua mengundang pembantu ke rumah? jawabannya ketika usia 6-7 tahun, dimana anak sudah mengenal lebih jelas bentuk yang lebih konkrit.

Mungkin inilah bahasa "keren" anak kecil yang ditinggal ibunya "Ibu jangn tinggalkan aku,,, aku masih perlu pelukan hangatmu, aku masih memerlukan nyamannya tidur di dekapanmu, aku ingin bermain denganmu, tapi kenapa engaku titipkan aku pada orang yang belum saya kenal sebelumnya. apakah ibu tahu, siapakah orang yang pertama saya kenal? hanya engkau ibu, sembilan bulan di dalam perutmu, dan ketika aku baru keluar dari perutmu kehangatan tubuhmu aku rasakan, dari sana aku mengenalmu. ibu,,,, aku ingin berada di dekatmu bu.."

Singkatnya, ketika anak beranjak dewasa sudah menjadi alur kehidupan jika diberikan usia lebih orag tuapun menjadi renta. kembali lagi tak berdaya, seperti yang sudah disebutkan dalam Kitab suciNya di surah 36 (yaasiiin) ayat ke 68. Banyak anak yang rela membayar jutaan agar tidak mau repot mengurus orang tua yang sudah lanjut usia, lebih memilih menitipkan orang tuanya ke panti jimpo. Hati orang tua mana yang tidak sedih. meskipun terkadang ada orang tua yang memintanya untuk ke panti jompo'kan tapi tetepa ada perasaan ingin berkumpul dengan anak2nya.

Secara tidak sadar anak akan mencontoh apa yang pernah ia lihat dan dengar. mungkin inilah efek dari apa yang dilakukan orang tua ketika anak masih kecil...



#Semoga tulisan ini tidak benar adanya, saya yakin orang tua sangat sayang pada anaknya, begitupun seorang anak sangat sayang orang tuanya.